Pernah suatu ketika, saya mampir di sebuah masjid pinggir jalan, waktu itu ba’da isya sekitar jam 19.45 WIB. Disitu kebetulan sedang ada pengajian, kalau tidak salah ustadznya kiyai **sensor** , lulusan **sensor** & lulusan UIN.
Kiyai: “Wsslm wr wb. Pancasila gak bertentangan dengan Islam, Karena sila ke satunya Ketuhanan yg Maha Esa, masih mirip tauhid-lah, jadi gak yah”
Jamaah: “Terus Kalau Khilafah (Sistem Pemerintahan sesuai tuntunan Rasul saw) bertentangan dengan Pancasila gak?”
Kiyai: “Apalagi itu, gak lah.. (sang Kiyai terdiam sejenak)… Jadi Gini, Pancasila itu kan untuk persatuan dan kesatuan negeri ini, makanya sila ke 3 persatuan Indonesia, sedangkan Khilafah kata para ulama itu mempersatukan Umat Islam, jadi nyambung, gak bertentangan…”
Jamaah: “Trus Kiyai, berarti kita harus Pancasilais dong, kan katanya Pancasila Gak Bertentangan dengan Islam?”
Kiyai:” Susah de, zaman sekarang mengamalkan pancasila susah banget..”
Jamaah:” Kenapa?”
Kiyai: “wong Pancasilanya gak ada, dan gak dipake pejabatnya & pemerintahnya!”
Kiyai menambahkan alasannya:
“Sila ke-1. KETUHANAN YG MAHA ESA, tapi Pejabat dan DPR suka bilang, bahwa negara ini Bukan Negara Agama. jadi sila ke-1 gak dipake.”
“Sila ke-2. KEMANUSIAAN YG ADIL DAN BERADAB, tapi Banyak Tingkah Pejabat dan DPR yang Gak Manusiawi dan Gak Beradab, Mulai skandal seksual, video porno, korupsi dll. Mereka juga gak adil, rakyat bensinnya naik, mereka gajinya naik, rakyat naik angkot mereka malah naik CAMRY atau Mercedes dan BMW. jadi sila ke-2 gak ada.”
“Sila ke-3. PERSATUAN INDONESIA, apalagi sila ini, RMS, GAM, PAPUA MERDEKA, dibiarkan, padahal mereka merongrong persatuan Indonesia. ditambah Pejabat dan DPR Malah Buat buanyak Pemilu, anggarannya Banyak, tapi yg ada gara-gara beda calon saling bacok. belum lagi kebijakan Otonomi (federalisasi) Daerah, Indonesia jadi kayak Amerika Negara Federal, tiap Kota / Kabupaten / Daerah ada Raja-Raja Kecil.
“Sila ke-4. KERAKYATAN YG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN. Juga sama gak dipakai!.. contoh: waktu BBM mau naik, kalau ditanya semua Masyarakat pasti gak setuju, begitu juga Listrik mau Naik Rakyat juga gak setuju, Tapi kok Pemerintah gak mau Musyawarah sedikit pun dengan Rakyat, apalagi DPR, mereka (DPR) malah pro penguasa dan justru mereka yang tanda tangan & mengesahkan kenaikan BBM dan TDL. Jadi ada gak Musyawarah? Ada gak Perwakilan? Terwakili tidak Rakyat?”
“ Terakhir, sila ke-5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA. Kalau gak salah, sila ke-5 ini berbicara soal keadilan ekonomi dan kesejahteraan Masyarakat, maklum Kiyai dulu pernah dipaksa ikut penataran P4 waktu Orba (sang Kiyai sambil senyum). Adil dan Sejahtera dimana? Sekarang itu Tambang Migas kita banyak dikuasai Asing, banyak asset bangsa yg dijual, mulai dari air, hutan, bahkan singkong kita gak punya, harus impor. Adil dan Sejahtera dimana? Dan yang bikin Kiyai sedih de.. yaitu banyaknya UU yang keluar hasil Pesanan para Kapitalis Asing dan Domestik, jadi hasilnya yah kayak gini sengsara rakyat, jadi Budak di Negeri sendiri. Mau sekolah Mahal, ke RS mahal, bahkan Tiap Tahun Pajak Naik, gak tanggung-tanggung dari ujung kaki sampai ujung rambut dipajakin (sang Kiyai lagi pake Balaghah/Gaya Bahasa). Orang mau Mati kena Pajak, orang mau Lahir kena Pajak. Gila bener. Jadi sila ke-5 gak dipake!”
Jamaah: “Lalu apa yg dipake di Negeri ini?”
Kiyai:”Kapitalisme-Sekular..!”
Kiyai menambahkan: “Untung Kiyai pernah ikut Konferensi Tokoh Umat di Jakarta beberapa bulan yg lalu……. jadi Kapitalisme-Sekular yng dipakai. … Buktinya, pejabat bilang Indo bukan Negara agama, tapi bukan jg Negara ateis, nah pasti itu Sekularisme (agama ada, tapi gak ngatur kehidupan). Yah Negara Sekuler………………..Kapitalisme itu intinya menuhankan Kapital (modal), punya anggapan semua bisa dibeli dan semua yang bermanfaat bisa dijual.. gak pake halal dan haram, dan juga mengutamakan Konglomerat diatas Rakyat………… lihat aja semua kebijakan, dari mulai Liberalisasi Pasar sampai globalisme.. semua dijual atas nama pertumbuhan ekonomi, riba dihalalkan dll.”
Jamaah: “Kiyai kami tambah pusing, Jadi supaya kita Pancasilais gimana dong??”
Kiyai: “Karena Islam dan Pancasila gak bertentangan, maka kita mengamalkan aja Islam dalam kehidupan.”
Jamaah: “Jadi kesimpulannya, orang yang ngaku Pancasilais maka harus mengamalkan Islam dalam kehidupannya?”
Kiyai: “Betul”
Jamaah: “…Dan orang yang ngaku Pancasilais tapi menolak Islam, berarti dia bisa Sekuler atau bisa Ateis?”
Kiyai: “Betul”
Jamaah: “ Jadi Orang yang Mau mendirikan Khilafah Islam yang merupakan Ajaran Islam, yg mempersatukan kaum Muslim dan menerapkan seluruh aturan Islam, gak bertentangan dengan Pancasila?”
Kiyai: “Gak dong, justru Pancasila gak akan terwujud kecuali Islam diterapkan”
Jamaah: “Tapi kan ada Demokrasi yang sesuai dengan Pancasila dan Islam”
Kiyai: “Istighfar kamu mas.. jangan bikin sila ke-6, Demokrasi gak ada di Pancasila, baik itu sila ke-1 sampai ke-5… (sambil Kiyai menyebutkan semua sila dengan fasih dan lancar)
“Pancasila adalah 1. Ketuhanan Yang Maha Esa; 2. kemanusiaan yang adil dan beradab; 3. persatuan Indonesia; 4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan; dan 5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
Sang Kiyai menambahkan: “Tuh ada gak Demokrasi!? Ada gak KETUHANAN YANG DEMOKRASI? KEMANUSIAAN YANG DEMOKRASI? PERSATUAN YANG DEMOKRASI? KERAKYATAN, HIKMAT KEBIJAKSANAAN DAN PERMUSYAWARAHANYANG DEMOKRASI? Atau KEADILAN YANG DEMOKRASI BAGI RAKYAT INDONESIA?” Kalau memang Pancasila itu adalah Demokrasi, kok gak disebutin sekali aja ke?”
Jamaah: “Kalau Demokrasi gak ada di Pancasila, berarti ada di Islam?”
Kiyai: “Istigfar Mas, jangan bikin rukun Iman ke-7 yah!? Di Rukun Iman dan Islam gak ada tuh, beriman dan mengamalkan Demokrasi?”
Jamaah: “Alhamdulillah Kiyai, Hidayah memang datang kepada yang mau bertanya dan mencari, jadi saya paham sekarang Kiyai. Pancasila bukan Demokrasi dan Islam tidak bertentangan dgn Pancasila, jadi Menerapkan Islam bertentangan dengan Pancasila, justru orang kalau yg mengaku Pancasilais gak akan menghalangi dengan sistem macam apa negara dibentuk. Justru Sebalikanya orang Pancasilais harus Memusuhi ideologi pendewaan sistem tapi moralnya bukan moral Islam.”
Kiyai: “Baiklah Pengajian Selesai. Kita tutup pengajian ini sama doa dan al-Fatihah…. (pengajian di tutup dengan doa, sebagai mana para Kiyai lakukan)
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
selesai.
Saya sendiri gak begitu kenal. Tema pengajiannya sih biasa aja, tentang akhlak gitu. Maka setelah kiyai ngasih ceramah sekitar 30 menit, terjadilah tanya jawab sbb:
Jamaah: “Asslm wr wb. Kiyai mau tanya nih, Pancasila itu bertentangan dengan Islam gak?”
Kiyai: “Wsslm wr wb. Pancasila gak bertentangan dengan Islam, Karena sila ke satunya Ketuhanan yg Maha Esa, masih mirip tauhid-lah, jadi gak yah”
Jamaah: “Terus Kalau Khilafah (Sistem Pemerintahan sesuai tuntunan Rasul saw) bertentangan dengan Pancasila gak?”
Kiyai: “Apalagi itu, gak lah.. (sang Kiyai terdiam sejenak)… Jadi Gini, Pancasila itu kan untuk persatuan dan kesatuan negeri ini, makanya sila ke 3 persatuan Indonesia, sedangkan Khilafah kata para ulama itu mempersatukan Umat Islam, jadi nyambung, gak bertentangan…”
Jamaah: “Trus Kiyai, berarti kita harus Pancasilais dong, kan katanya Pancasila Gak Bertentangan dengan Islam?”
Kiyai:” Susah de, zaman sekarang mengamalkan pancasila susah banget..”
Jamaah:” Kenapa?”
Kiyai: “wong Pancasilanya gak ada, dan gak dipake pejabatnya & pemerintahnya!”
Kiyai menambahkan alasannya:
“Sila ke-1. KETUHANAN YG MAHA ESA, tapi Pejabat dan DPR suka bilang, bahwa negara ini Bukan Negara Agama. jadi sila ke-1 gak dipake.”
“Sila ke-2. KEMANUSIAAN YG ADIL DAN BERADAB, tapi Banyak Tingkah Pejabat dan DPR yang Gak Manusiawi dan Gak Beradab, Mulai skandal seksual, video porno, korupsi dll. Mereka juga gak adil, rakyat bensinnya naik, mereka gajinya naik, rakyat naik angkot mereka malah naik CAMRY atau Mercedes dan BMW. jadi sila ke-2 gak ada.”
“Sila ke-3. PERSATUAN INDONESIA, apalagi sila ini, RMS, GAM, PAPUA MERDEKA, dibiarkan, padahal mereka merongrong persatuan Indonesia. ditambah Pejabat dan DPR Malah Buat buanyak Pemilu, anggarannya Banyak, tapi yg ada gara-gara beda calon saling bacok. belum lagi kebijakan Otonomi (federalisasi) Daerah, Indonesia jadi kayak Amerika Negara Federal, tiap Kota / Kabupaten / Daerah ada Raja-Raja Kecil.
Termasuk LSM-LSM pemecah belah seperti Jaringan Islam Liberal dan Aliran-Aliran Sesat Ahmadiyah, LDII dll, semuanya dibiarkan dan tidak ditindak Pemerintah, akhirnya kan memancing amarah umat Islam, akhirnya bentrokan dan pepecahan terjadi. Jadi Pejabat dan Pemerintah tidak menjaga persatuan, malah menyuburkan Perpecahan. Dengan kondisi begini rupa, maka Sila ke-3 gak ada.”
“Sila ke-4. KERAKYATAN YG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN. Juga sama gak dipakai!.. contoh: waktu BBM mau naik, kalau ditanya semua Masyarakat pasti gak setuju, begitu juga Listrik mau Naik Rakyat juga gak setuju, Tapi kok Pemerintah gak mau Musyawarah sedikit pun dengan Rakyat, apalagi DPR, mereka (DPR) malah pro penguasa dan justru mereka yang tanda tangan & mengesahkan kenaikan BBM dan TDL. Jadi ada gak Musyawarah? Ada gak Perwakilan? Terwakili tidak Rakyat?”
“ Terakhir, sila ke-5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA. Kalau gak salah, sila ke-5 ini berbicara soal keadilan ekonomi dan kesejahteraan Masyarakat, maklum Kiyai dulu pernah dipaksa ikut penataran P4 waktu Orba (sang Kiyai sambil senyum). Adil dan Sejahtera dimana? Sekarang itu Tambang Migas kita banyak dikuasai Asing, banyak asset bangsa yg dijual, mulai dari air, hutan, bahkan singkong kita gak punya, harus impor. Adil dan Sejahtera dimana? Dan yang bikin Kiyai sedih de.. yaitu banyaknya UU yang keluar hasil Pesanan para Kapitalis Asing dan Domestik, jadi hasilnya yah kayak gini sengsara rakyat, jadi Budak di Negeri sendiri. Mau sekolah Mahal, ke RS mahal, bahkan Tiap Tahun Pajak Naik, gak tanggung-tanggung dari ujung kaki sampai ujung rambut dipajakin (sang Kiyai lagi pake Balaghah/Gaya Bahasa). Orang mau Mati kena Pajak, orang mau Lahir kena Pajak. Gila bener. Jadi sila ke-5 gak dipake!”
Jamaah: “Lalu apa yg dipake di Negeri ini?”
Kiyai:”Kapitalisme-Sekular..!”
Kiyai menambahkan: “Untung Kiyai pernah ikut Konferensi Tokoh Umat di Jakarta beberapa bulan yg lalu……. jadi Kapitalisme-Sekular yng dipakai. … Buktinya, pejabat bilang Indo bukan Negara agama, tapi bukan jg Negara ateis, nah pasti itu Sekularisme (agama ada, tapi gak ngatur kehidupan). Yah Negara Sekuler………………..Kapitalisme itu intinya menuhankan Kapital (modal), punya anggapan semua bisa dibeli dan semua yang bermanfaat bisa dijual.. gak pake halal dan haram, dan juga mengutamakan Konglomerat diatas Rakyat………… lihat aja semua kebijakan, dari mulai Liberalisasi Pasar sampai globalisme.. semua dijual atas nama pertumbuhan ekonomi, riba dihalalkan dll.”
Jamaah: “Kiyai kami tambah pusing, Jadi supaya kita Pancasilais gimana dong??”
Kiyai: “Karena Islam dan Pancasila gak bertentangan, maka kita mengamalkan aja Islam dalam kehidupan.”
Jamaah: “Jadi kesimpulannya, orang yang ngaku Pancasilais maka harus mengamalkan Islam dalam kehidupannya?”
Kiyai: “Betul”
Jamaah: “…Dan orang yang ngaku Pancasilais tapi menolak Islam, berarti dia bisa Sekuler atau bisa Ateis?”
Kiyai: “Betul”
Jamaah: “ Jadi Orang yang Mau mendirikan Khilafah Islam yang merupakan Ajaran Islam, yg mempersatukan kaum Muslim dan menerapkan seluruh aturan Islam, gak bertentangan dengan Pancasila?”
Kiyai: “Gak dong, justru Pancasila gak akan terwujud kecuali Islam diterapkan”
Jamaah: “Tapi kan ada Demokrasi yang sesuai dengan Pancasila dan Islam”
Kiyai: “Istighfar kamu mas.. jangan bikin sila ke-6, Demokrasi gak ada di Pancasila, baik itu sila ke-1 sampai ke-5… (sambil Kiyai menyebutkan semua sila dengan fasih dan lancar)
“Pancasila adalah 1. Ketuhanan Yang Maha Esa; 2. kemanusiaan yang adil dan beradab; 3. persatuan Indonesia; 4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan; dan 5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
Sang Kiyai menambahkan: “Tuh ada gak Demokrasi!? Ada gak KETUHANAN YANG DEMOKRASI? KEMANUSIAAN YANG DEMOKRASI? PERSATUAN YANG DEMOKRASI? KERAKYATAN, HIKMAT KEBIJAKSANAAN DAN PERMUSYAWARAHANYANG DEMOKRASI? Atau KEADILAN YANG DEMOKRASI BAGI RAKYAT INDONESIA?” Kalau memang Pancasila itu adalah Demokrasi, kok gak disebutin sekali aja ke?”
Jamaah: “Kalau Demokrasi gak ada di Pancasila, berarti ada di Islam?”
Kiyai: “Istigfar Mas, jangan bikin rukun Iman ke-7 yah!? Di Rukun Iman dan Islam gak ada tuh, beriman dan mengamalkan Demokrasi?”
Jamaah: “Alhamdulillah Kiyai, Hidayah memang datang kepada yang mau bertanya dan mencari, jadi saya paham sekarang Kiyai. Pancasila bukan Demokrasi dan Islam tidak bertentangan dgn Pancasila, jadi Menerapkan Islam bertentangan dengan Pancasila, justru orang kalau yg mengaku Pancasilais gak akan menghalangi dengan sistem macam apa negara dibentuk. Justru Sebalikanya orang Pancasilais harus Memusuhi ideologi pendewaan sistem tapi moralnya bukan moral Islam.”
Kiyai: “Baiklah Pengajian Selesai. Kita tutup pengajian ini sama doa dan al-Fatihah…. (pengajian di tutup dengan doa, sebagai mana para Kiyai lakukan)
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
selesai.
0 komentar:
Posting Komentar
Tafaddhol